#InfoMuslimahJember -- Pada 8 Maret 1911, ketika International
Women's Day (IWD) pertama kali dirayakan dengan aksi pawai yang diikuti oleh
lebih dari jutaan perempuan. Namun saat itu, hanya perempuan-perempuan di
Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss yang ikut melakukan aksi pawai ini dalam
merayakan pencapaian sosial, ekonomi, budaya dan politik perempuan.
Namun kini, IWD disaksikan oleh jutaan
orang di seluruh dunia. Menjelang IWD yang jatuh pada 8 Maret nanti,
masing-masing negara sudah memiliki agenda masing-masing.
Tahun ini, IWD mengambil tema
#BalanceforBetter dengan tujuan melanjutkan tantangan yang mendatang dan
mempercepat paritas gender. Tema ini mangajak para perempuan di seluruh dunia untuk
mempercepat perwujudan keseimbangan gender baik dalam bisnis, politik, liputan
media, dan kekayaan di seluruh dunia.
Dilansir dari About Her, tema ini diambil
karena keseimbangan merupakan hal yang vital, terutama dalam ranah ekonomi.
Situs resmi IWD mengatakan kini saat untuk mengambil sikap dan beraksi untuk
menciptakan dunia yang seimbang.
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) memiliki tema berbeda tahun ini untuk merayakan International Women's Day
2019. PBB mengambil tema "Think equal, build smart, innovate for
change." Ide ini fokus pada cara-cara untuk memajukan kesetaraan gender
dan pemberdayaan perempuan. Terutama dalam sistem perlindungan sosial, akses
terhadap layanan publik, dan infrastruktur yang berkelanjutan.
Ungu Melambangkan IWD
Mengikuti women's march bukan satu-satunya
cara menunjukkan peran dalam merayakan IWD tahun ini. Akun Instagram
International Women's Day Global mengajak semua perempuan di seluruh dunia
untuk berpose dengan kedua tangan berada di samping kedua telinga sebagai
simbol kesetaraan gender.
Sementara itu, para aktivisnya juga dapat
mengenakan pakaian atau aksesoris serba ungu. Warna ini sudah sejak lama
terkait dengan perjuangan perempuan untuk menciptakan kesetaraan gender.
Warna yang melambangkan perjuangan
perempuan mungkin saja berbeda-beda. Seperti perempuan-perempuan yang tergabung
dalam Social and Political Union di Inggris menggunakan warna ungu dan juga
hijau dan putih.
Islam dan Kemuliaan Perempuan.
Wanita memiliki kedudukan sangat mulia di
dalam Islam. Allah telah anugerahkan kepadanya fitrah keindahan tak hanya
kecantikan pada paras luar, tetapi juga kecantikan dalam.
Dengannya, ia berhak menerima predikat
istimewa sebagai ummun wa robbatul bait. Sayangnya, posisi itu dianggap buruk
oleh kalangan feminis. Mereka menyerang Islam sebagai agama yang
mendiskriminasi peran perempuan hanya dalam sektor domestik.
Dalam Islam peran perempuan begitu mulia.
Ia yang selalu memandang hidupnya berdasarkan bagaimana aturan Islam
memerintahkan. Allah memerintahkan wanita mukminah untuk menjaga kemuliaannya
sebagai kaum hawa. Sebagai seorang muslimah yang taat pada-Nya dan pada
Rasul-Nya serta selalu memberikan manfaat untuk sesama.
Allah memerintahkan wanita mukminah untuk
menutup aurat secara sempurna juga mengenakan kerudung dan jilbab secara syar’i
dalam kehidupan sehari-hari.
وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ
مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ …
"Janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang biasa tampak pada dirinya. Hendaklah mereka pun
menutupkan kain kerudung (khimar) ke seputar dadanya…” (QS. An-Nur : 31)
Dalam kehidupannya, muslimah ketika keluar
rumah juga diperintahkan untuk mengenakan jilbab syar’i dengan landasan dalil
QS Al Ahzab : 59
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ
وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ...
“Wahai Nabi, katakanlah kepada
istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, hendaklah
mereka mengulurkan jilbab mereka..."
Selain itu, jilbab juga diperjelas dengan
penjelasan: "Jilbab adalah laksana terowongan (lorong), yakni baju/pakaian
yang longgar bagi wanita selain baju kurung/pakaian apa saja yang dapat
menutupi pakaian kesehariannya". (Kamus Al Muhith).
Begitulah Islam memuliakan perempuan dengan
menjaga kehormatannya. Mulia di mata manusia, juga mulia di mata Allah.
Pandangan Islam
Berbeda dengan pandangan Islam, bahwasannya
krisis yang terjadi atas perempuan karena tidak menempatkan kedudukan perempuan
pada posisi yang mulia. Perempuan ada pada tanggung jawab laki-laki yaitu yang
memberinya rasa aman (sebagai pengayom), dan pemberi nafkah kepada seluruh
anggota keluarganya.
Sedangkan perempuan memiliki tanggung jawab
mulia sebagai istri/ibu yang akan mencetak generasi-generasi tangguh, dengan penuh kesabaran, cinta, dan
kasih sayang.
Islam memandang, bahwa perempuan memainkan
peranan penting dalam kehidupan rumah tangga. Meskipun perempuan pada fitrahnya
memiliki fisik yang lemah dan lembut, namun perasaan dan nalurinya kuat, untuk
mengemban tugas mendidik, dan mengajarkan masyarakat melalui peran-peran
sosialnya.
Ketika mau diatur dengan aturan Islam,
sesungguhnya tuntutan-tuntutan berbagai krisis yang terjadi pada perempuan akan
terealisasi dengan Islam.
Laki-laki sebagai pemimpin atas kaum
perempuan, perempuan wajib taat atas ketundukannya semata-mata karena Allah.
Tugas utama ibu adalah ummu warobatl bait (ibu pengatur urusan rumah tangga),
kewajiban menutup aurat ketika keluar rumah sebagai penjagaan atas kehormatan
diri, perempuan berhak mendapat pendidikan, bekerja bagi kaum wanita adalah
mubah, diharamkan perempuan ber-tabarruj (berdandan yang berlebihan), dilarang
juga bercampur baur atau berdua-duaan antara laki-laki dan perempuan, dan baik laki-laki
maupun perempuan wajib menundukkan pandangan yang mengantarkan pada perbuatan
tercela.
Ketika pintu-pintu kemaksiatan ditutup,
maka krisis yang terjadi pada kaum hawa ini akan terminimalisir. Inilah aturan
yang bersumber dari Tuhan yang Menciptakan Manusia, yang paham betul hakikat
dari ciptaan-Nya.
Maka, penyempurnanya adalah hukum tegas
atas segala macam bentuk penyimpangan yang terjadi di tengah masyarakat. Dan
ini hanya akan terwujud jika Islam secara sempurna diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara dalam wadah Khilafah.
0 Comments
Posting Komentar