Oleh:
Umi Nafilah, S.Pd (Praktisi Pendidikan)
#InfoMuslimahJember -- Wali Kota Depok Mohammad Idris
membuat kebijakan baru penyebaran perilaku LGBT. Program yang ia canangkan
tersebut berbentuk razia aktivitas kelompok LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan
Transgender), hingga pembentukan Crisis Center khusus korban terdampak LGBT.
Menurutnya upaya yang ia lakukan untuk mencegah penyebaran LGBT dan guna
memperkuat ketahanan keluarga, khususnya perlindungan terhadap anak, seperti dilansir situs
Pemkot Depok, Jumat (10/1/2020).
Nantinya, razia tersebut akan
dilakukan di kos-kosan, kontrakan, dan apartemen di Depok. Usulan tersebut
disampaikan Idris sebagai respon dari kasus pemerkosaan massal yang dilakukan
oleh Reynhard Sinaga di Inggris. Berdasarkan hukum Inggris, Reynhard
mendapatkan hukuman seumur hidup atas 159 kasus perkosaan dan puluhan serangan
seksual terhadap pria. Reynhard merupakan warga Indonesia yang tengah kuliah di
Inggris. Keluarganya pun tinggal di Depok (tirto.id, 14/1/2020).
Alih-alih mendapat apresiasi, rencana
itu justru dikecam banyak pihak. baik dari tatanan pemerintahan pusat, maupun
masyarakat. Komnas HAM misalnya, mereka
melayangkan surat kepada Wali Kota Depok ditandatangani oleh Koordinator
Subkomisi Pemajuan Komnas HAM Beka Ulung Hapsara, pada Senin (13/1/2020). Dalam
surat tersebut, langkah Wali Kota Depok dinilai diskriminatif (tirto.id,
14/1/2020).
Tidak hanya itu, Amnesty
Internasional juga mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Depok segera
mencabut imbauan untuk merazia kelompok Lesbian, Gay, Lesbian, Biseksual, dan
Transgender (LGBT) di Kota Depok.
Direktur Amnesty Internasional, Usman
Hamid mengatakan langkah Pemkot Depok yang bakal merazia kelompok LGBT di Depok
mencerminkan perlakuan kejam, tak manusiawi, dan merendahkan martabat mereka
sebagai manusia. Bahkan beliau mendesak agar pemerintah pusat segera mencabut
semua aturan yang dapat mendiskriminasi dan mengkriminalisasi kelompok
minoritas gender dan orientasi seksual tertentu (CNN Indonesia, 14/01/2020).
Padahal keberadaan dan ulah kaum
homoseksual ini nyata jadi ancaman bukan saja secara sosial, tetapi juga medis.
Sampai hari ini hubungan seksual sejenis yang dilakukan kaum Gay masih menjadi
penyebab utama penularan HIV/AIDS. Di 21 kota besar di AS, satu dari lima pria
gay dan biseksual terinfeksi HIV/AIDS, dan separuh dari mereka tak menyadari
telah terinfeksi HIV/AIDS (reuters.com, 23/9/2018)
Sebelumnya, pada bulan Februari 2016,
situs National Geographic menurunkan tulisan bahwa kaum gay dan biseksual
beresiko 50 kali tertular HIV/AIDS (nationalgeographic.co.id, 25/2/2016).
Jika kita telisik, pernyataan mereka
tentang merazia pelaku menyimpang tersebut dikatakan "Tak Manusiawi"
lalu muncul pertanyaan, bukankah justru mereka yang demikianlah yang berlaku
tak manusiawi? pernyataan "tak manusiawi" justru tidak masuk akal,
bahkan perlakuan mereka adalah salah satu penyebab terbesar menyebarnya virus
HIV/AIDS, sangat mencengangkan dan miris, mereka berusaha keluar dari fitrah
mereka sebagai manusia.
Bukankah Allah menciptakan manusia
hanya dua identitas kelamin saja? kaum laki-laki (rijal) dan kaum perempuan
(nisa'), tidak ada jenis yang ketiga. Kaum laki-laki berpasang-pasangan dengan
kaum perempuan, inilah fitrah yang ditetapkan oleh Allah, bahkan termasuk
tanda-tanda kekuasaan Allah yang sudah seharusnya semakin menguatkan keimanan
orang yang beriman dan berakal sehat. Seperti apa yang telah disampaikan oleh
Allah dalam QS. Ar-Rūm[30] ayat 21:
وَمِنْ
آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا
وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ
يَتَفَكَّرُونَ
"Dan di antara tanda-tanda
(kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu
sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan
di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir."
Al-qur'an telah menunjukkan bahwa
hikmah penciptaan jenis kelamin laki-laki dan perempuan adalah melestarikan
jenis manusia dengan segala martabat kemanusiaannya, Allah berfirman dalam QS.
An-Nisā
[4]: 1
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ
وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ
وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ
كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
"Wahai manusia! Bertakwalah kepada
Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan
pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan
nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu."
Merajalelanya generasi rusak saat ini
salah satunya LGBT yaitu karena rusaknya pola pikir dan pola sikap secara
sistemis, sehingga masalah ini pun tidak akan terselesaikan kecuali dengan
perubahan secara sistemis pula, saat ini sistem kapitalis menjadikan rusaknya
generasi semakin menjadi dan meningkat, inipun karena efek liberalisasi atau
kebebasan dalam segala hal, berbeda dengan sistem Islam yang berasal dari Sang
Pencipta manusia, secara sanksi bersifat tegas, membuat jera dan penebus dosa.
Sungguh Islam adalah sistem dan agama
yang mulia dan memuliakan manusia. Islam adalah solusi dari segala sumber
masalah, tidak ada solusi hakiki kerusakan yang terjadi saat ini kecuali dengan
tegaknya syariah Islam yaitu adanya kembali sistem Islam dengan penerapan
syariah dan Khilafah.
Wallahu a’lam
bish shawab.[]
0 Comments
Posting Komentar