oleh : Inas Rosyidah
Ada yang bertanya
Layakkah mempertahankan biduk rumah tangga
Dengan pasangan halal yang tak bisa setia
Berkali berkhianat menoreh luka
Saat dengan si A bosan dirasa
Bermain serong diulangi dengan si B, si C... begitu seterusnya
Entah kapan akan berakhir petualangan birahinya
Berkali menyesali perbuatannya
Memohon maaf menghiba-hiba
Namun permohonan maaf itu ternyata pemanis bibir semata
Menabur dusta yang tak ada hentinya
Pantaskah pernikahan dipertahankan atas nama cinta
Bagaimana nasib buah cinta jika ikatan suci terputus karena pengkhianatan tanpa jeda
Si pasangan setia bertanya
Apa salah diri hingga si 'DIA' tega mengkhianati cinta
Mahligai pernikahan hanya dianggap permainan belaka
Seakan pasangan halalnya tak lebih dari pelabuhan sementara
Saat badan lelah mengembara
Dia akan bersandar sesaat di pelabuhan lamanya
Mengumpulkan kekuatan untuk lanjutkan petualangannya
Si pasangan setia sebenarnya bukan wanita 'biasa'
Dia cantik berpendidikan dan kaya raya
Wanita sholihah yang selalu berusaha menyenangkan suaminya
Sifatnya sabar santun dan luas hatinya
Legowo dengan nafkah lahir batin dari suaminya
Lantas, kurangnya apa?
Si lelaki memang tampan menawan
Pesonanya meluluhkan wanita lemah iman
Sepertinya inilah senjata andalan
Dipakainya menebarkan racun kasmaran
Berkali wanita klepek-klepek termakan rayuan
Terjebak dalam nafsu kemaksiyatan
Perih hati mendengar keluhan
Puluhan kali kasus yang sama diutarakan
Fakta kerusakan di masyarakat sungguh tak terbantahkan
Menghancurkan mitsaqul gholidzon yang diucapkan
Dengan Allah sebagai pemegang perjanjian
Hidup memang penuh kejutan
Masalah adalah lukisan kehidupan
Setiap masalah adalah ujian keimanan
Pernikahan juga tak luput dari cobaan
Kondisi ekonomi yang menyesakkan
Anak yang tak juga hadir sebagai buah perkawinan
Mertua serasa menjadi saingan Kekerasan bahkan perselingkuhan seakan lazim dilakukan
Banyak pensikapan yang bisa dilakukan
Membalas perselingkuhan dengan perselingkuhan
Bertahan dalam pernikahan meski hati perih dirasakan
Atau bisa jadi memilih jalan perceraian
Tak jarang ada yang mengakhiri hidup dalam keputus-asaan
Bahkan terjadi kasus pembunuhan pasangan
Pilihan pensikapan jelas akan dihisab di hari pembalasan
Perselingkuhan dalam pernikahan
Jelas sebuah kemaksiyatan
Apapun alasan perselingkuhan itu dilakukan
Pasangan halal yang terasa membosankan
Pelayanan yang kurang memuaskan
Boros karena tak bisa kelola keuangan
Terlalu cerewet hingga batin tertekan
Alasan apapun bisa dimunculkan
Sistem kapitalis yang mendidik kita sejak usia dini
Menuhankan materi dan mendewakan kesenangan jasmani
Ia sukses tumpulkan akal dan hati
Mampu padamkan iman insani
Tak ajarkan kesetiaan dalam bingkai yang Allah ridhoi
Tak tumbuhkan ketaatan pada aturan Illahi
Hanya hawa nafsu yang manusia turuti
Saat masalah datang menghampiri
Bermunculan berbagai solusi tak islami
Menggunakan perasaan sebagai timbangan mensikapi
Manfaat menjadi asas hubungan suami istri
Inilah penghancur sendi mahligai pernikahan bestari
Tak terpuaskan oleh pasangan yang dimiliki
Bergegas mencari pemuas di luar ikatan suci
Tujuan pernikahan dalam Islam yang harusnya diikuti
Terganti asas manfaat dan nafsu duniawi
Rasa sakinah mawaddah wa rahmah itu tak lagi dirasai
Kedamaian bersama pasangan halal tak lagi dimiliki
Wanita lain selalu lebih getarkan hati
Rumput tetangga jadi terlihat lebih hijau dari rumput halaman sendiri
Hakekatnya setiap orang menanggung dosanya sendiri
Perselingkuhan yang terjadi jelas dosanya ditanggung pribadi
Kecuali si istri ikut merestui
Atau membiarkan suami bermaksiyat tanpa upaya menasehati
Jika istri malah mendukung atau mengamini
Keduanya berdosa tanpa kecuali
Jika perselingkuhan sudah menjadi tabiat si DIA
Sifat salimah sudah hilang dari perilakunya
Seseorang bisa saja bertahan dalam derita
Berdalih bertahan demi anak-anak tercinta
Bersabar dengan kedzoliman yang dilakukan pasangan halalnya
Sudah tepatkah sikap yang diambilnya
Letakkan makna SABAR pada tempatnya
Jangan membiarkan kedzoliman berlarut di depan mata
Apalagi berpura-pura jika perselingkuhan itu tak pernah ada
Jangan berlarut melabeli diri sebagai PASANGAN SETIA
Yang tetap setia dalam penantian meski diselingkuhi tanpa jeda
Dia tak layak dapatkan kesetiaan Anda
Dia tak pantas dapatkan orang semulia Anda
Jangan jadikan anak sebagai alasan
Diam diselingkuhi demi anak -anak hidup nyaman
Tak sadarkah jika anak-anakpun merasa ikut tertekan
Melihat bunda menangis tak berkesudahan
Wajahnya tak pernah tunjukkan kegembiraan
Canda tawa seperti mimpi yang dirindukan
Anak-anak juga pasti melihat ayahnya jarang pulang dalam keseharian
Sibuk layani wanita simpanan hingga keluarga dilupakan
Bahagia seperti apa yang anak-anak rasakan
Tauladan seperti apa yang mereka dapatkan
Pembiaran ini akan ajari mereka membenci keadaan
Berbesar hati si istri tawarkan berpoligami
Ia berharap agar suami tak lakukan zina lagi
Namun rasa takut dosa si DIA sepertinya sudah mati
Imannya sering pergi dan jarang datang kembali
Lantas apalagi yang memberati hati
Jangan lakukan kebodohan yang sama berulangkali
Kata maaf hanya menjadi tameng berkhianat lagi
Apa yang diharapkan dari lelaki model begini
Ia tak mampu menjaga IMAN-nya apalagi menjadi IMAM untuk anak istri
Perceraian itu memang Allah benci
Tapi perceraian juga sebuah solusi yang Allah beri
Jika tujuan untuk beribadah dalam pernikahan tak pernah dijumpai
Jika rasa sakinah itu juga hanya tinggal mimpi
Yang ada justru kemaksiyatan berulangkali terjadi
Ada kebolehan yang memang Allah ijini
Memutuskan ikatan suci demi penjagaan iman Islam diri dan buah hati
Mantapkan hati dengan libatkan Allah dalam setiap pilihan
Jangan pernah membuat keputusan berdasarkan perasaan
Perasaan manusia itu seringkali menjerumuskan
Pilihlah sesuai aturan yang sudah Allah tetapkan
Dan itu butuh ilmu Islam untuk mengamalkan
Hakekatnya hampir semua masalah muncul akibat aturan Allah dicampakkan
YUK KEMBALI PADA ISLAM KAFFAH SEBAGAI PANDUAN KEHIDUPAN
0 Comments
Posting Komentar