![]() |
Bupati Klaten. Sumber Foto : Tirto.ID |
Oleh :Siti Nurhotimah
#InfoMuslimahJember -- Pendemik
covid-19 tak kunjung usai, bahkan saat ini sudah lebih dari 1000 korban meinggal dunia, sehingga rakyat butuh
batuan oleh pemerintahan, mirisnya dalam situasi saat ini para penjabat
mengambil kesempatan emas. Bantuan sosial (bansos) menjadi cara mengambil hati
rakyat jelang pilkada 2020.
Bupati Klaten yang
menempel di paket bantuan sosial (bansos) penanganan virus
corona (Covid-19) memantik polemik. Kasus ini membuka mata publik terkait
politisasi bansos saat krisis di tengah pandemi. Kejadian bermula dari foto
bansos yang viral di media sosial. Dalam paket bantuan hand sanitizer,
tertempel wajah Bupati Klaten. Unggahan itu disusul oleh foto berbagai paket
bantuan sosial yang juga ditempeli wajah politikus PDIP tersebut. Mulai dari
beras, masker, hingga buku tulis untuk siswa diwarnai wajah. Kejadian
politisasi bansos tak hanya terjadi di Klaten.
Publik juga mengkritisi surat
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang diselipkan dalam bantuan sosial untuk
warga Jakarta.Tak hanya di tingkat daerah, politisasi bansos juga terjadi di
tingkat nasional. Publik mempermasalahkan bantuan sosial yang digelontorkan
pemerintahan Joko Widodo dengan nama Bantuan Presiden RI. Nama bansos itu
dinilai seolah-olah bantuan dikeluarkan langsung oleh Jokowi. Padahal sumber
dana bantuan sosial berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
yang dipungut dari uang rakyat.
Direktur Eksekutif Lembaga
Survei Kedai KOPI Kunto Adi Wibowo berpendapat kultur politisasi bansos
sudah terjadi sejak lama di dunia politik. Di Indonesia, praktik ini marak
dilakukan setidaknya sejak pemerintahan Presiden SBY meluncurkan bantuan
langsung tunai (BLT).Kunto mengatakan politisasi bansos merupakan salah satu
trik kampanye dalam politik. Eropa lebih mengenalnya dengan istilah pork
barrel atau gentong babi. " Istilahnya pork barrel,
tong yang isinya daging babi dulu di Eropa. Jadi
memberikan supply makanan kepada konstituennya, bahkan jauh hari
sebelum pemilu. Tujuannya membangun favorability, kesukaan terhadap dia,"
tutur Kunto kepada (CNNIndonesia.com 29/4).
Hal ini wajar
di dalam sistem demokrasi, Politik pencitraan masih dan akan
terus terjadi dalam sistem demokrasi. Disaat sulitpun, rakyat tetap dijadikan sebagai
alat untuk mewujudkan kepentingan mereka.
kasus politisasi bansos ini
berhasil membuka mata publik atas buruknya penguasa saat ini, dimana mereka memanfaatkan
pencitraan paket demi mempertahankan kekuasaan.
Hal ini menjadi bukti, bahwasannya demokrasi gagal melahirkan
pemimpin yang melayani rakyat dan gagal pula
untuk bertanggung jawab, karena yang dipetaruhkan
ialah "pencitraan". Ini tentu makin menguatkan dugaan publik atas ketidaktulusan
rezim dalam mengurus rakyat. Berharap para pejabat dalam demokrasi bersikap tulus menyelesaikan
segala permasalahan . Besar omongan jelang pemilu dengan mengatakan kepentingan
rakyat di atas segalanya namun, setelah terpilih menjadi pemimpin
negeri, sejatinya
kepentingan pribadi yang dinomor satukan.
Melihat kerja
rezim yang demikian, rasanya tak ada harapan rakyat akan sejahtera. Kebijakan
yang dibuat hanyalah berdasar asas manfaat untung dan rugi. Tak heran,
begitulah memang sistem kapitalis membentuk pemimpin masa kini. Padahal fakta
empiris mencatat hal berbeda. Ada sosok-sosok pemimpin sejati yang menerapkan kebijakan-kebijakan
(peraturan) tanpa itung-itungan materi, tapi pada halal dan haram yang
ditetapkan Illahi. Dengan peraturan tersebut, ia memiliki prinsip rela
berkorban demi rakyatnya, tidak bersikap pragmatis(manfaat), apalagi memiliki
sikap politik yang cenderung berubah-ubah.
Dalam sistem islam, pengurusan
rakyat adalah hal yang utama. Karena itulah tugas utama pemimpin yang akan dimintai pertanggung jawaban
dihadapan Allah SWT. Seperti contohnya, khalifah Umar yang cepat tanggap dalam
menangani krisis yang terjadi akibat musim kering yang berkepanjangan. Beliau
bekerja siang dan malam dan terjun langsung bukan pencitraan semata. Karena
kebijakannya yang efektif dan tepat sasaran, akhirnya krisis tersebut bisa begitu cepat teratasi. Usaha dan doa yang
begitu maksimal dan optimal dilakukan, semuanya
itu hanyalah dalam rangka ketaatan kepadaNya untuk menjalankan tugasnya sebagai pengurus
rakyat. Pemimpin terbaik ialah yang
berasal dari sistem terbaik karena datang dari Sang Ilahi yang tahu betul apa
solusi bagi manusia yang merupakan makhluk ciptaanNya.
Wallahu a'lam
0 Comments
Posting Komentar