Oleh. Helmiyatul Hidayati
(Blogger, Reviewer Film)
#InfoMuslimahJember -- Ada yang mengenal drama Turki ‘Dirilis
Ertugrul’?? Drama ini, meski marathon membawa banyak efek di dunia
international. Kabarnya karena ‘Dirilis Ertugrul’ beberapa seminar/kajian
tentang negara Islam (khilafah) dibuka dan dihadiri lebih banyak orang. Ada
penonton yang karena nonton drama ini jadi masuk Islam. Secara khusus PM
Pakistan menyampaikan kekagumannya. Bahkan oleh PTV (Pakistan TV) telah didubbing
dalam Bahasa Urdu. Karena mendapat banyak tanggapan positif, Mehmet Bozdag, selaku
produser dan penulis skenario melanjutkan dengan Kurulus Osman yang masih
tayang hingga sekarang.
Tapi tanggapan tak selalu
positif. Beberapa negara justru memberikan fatwa tahdzir terhadap Dirilis
Ertugrul. Di Channel MBC1 Saudi, penayangannya tiba-tiba dihentikan pada April
2018. Tidak sesuai dengan fakta sejarah atau adanya karakter Ibnu Arabi yang
dikafirkan oleh Gerakan Wahabi disebut-sebut merupakan alasannya. MBC Emirat
sendiri kemudian membuat drama tandingan dengan judul Kingdom of Fire yang
memakan biaya fantastis yakni 40 juta dolar Amerika untuk 14 Episode. Kingdom
of Fire sendiri adalah sebuah drama dengan setting abad pertengahan ketika Sultan
Ustmani Selim l menyerang dinasti Mamluk.
Masyarakat dunia melihatnya
sebagai perang budaya. Tapi bagi yang belajar Islam Kaffah atau mengerti bahwa
Islam tak sekedar agama ritual, sebenarnya film-film atau drama tersebut
membawa pemikiran idealis dari pembuatnya dan selalu ada "udang di balik
batu."
Di Indonesia sempat viral film
JKDN (Jejak Khilafah Di Nusantara) beberapa saat lalu. Karena penayangannya
yang kerap kali dibanned. Sebenarnya apa yang ditakuti dari film ini? Bukan
karena film ini akan merusak moral generasi bangsa, jelas bukan karena ini
bukan tontonan vulgar. Bukan pula karena merugikan ekonomi negara, jelas bukan
karena produksinya tanpa sponsor penguasa. Yang ditakuti adalah pemikiran
tentang negara Islam yang ada di film tersebut.
Selain itu, baru-baru ini muncul
film "My Flag". Dengan durasi singkat ia sudah bisa menohok hati
banyak umat muslim. Apa pasal?? Karena adanya narasi cacat sejarah serta sesat
pikir dalam film tersebut. Ah, kalo boleh penulis menambahkan, karena ada
pemerannya yang terlibat "skandal".
Untuk poin ketiga, mari sejenak kita
lihat Korea Selatan. Aktor Korea biasanya akan langsung hilang dari peredaran
dunia entertainment bila terlibat skandal, bahkan jika dia masih belum terbukti
bersalah oleh pengadilan. Contoh skandal yang dimaksud tak hanya berupa pelecehan
seksual, perselingkuhan atau melanggar kontrak karena memiliki kekasih. Tapi
bisa karena kasus bullying dsb.
Di My Flag pemeran guru/ustaz adalah
seseorang yang pernah melakukan bullying pada Baginda Rasulullah SAW dengan mengatakan
bahwa masa kecil sang nabi itu rembes (anak kecil yang ingusan, identik dengan
kotor) Padahal banyak dalil mengatakan betapa ‘good looking’nya sang Rasul dari
kecil, mengalahkan anak-anak lain di masanya.
My Flag bisa bisa dikatakan film
religi karena membawa suasana Islam dengan setting lokasi pesantren dan setting
peran para santri dan santriwati. Tapi sayangnya secara bersamaan juga
menjelekkan Islam.
Adegan perkelahian antara kubu
santri yang membawa bendera merah putih dan santri yang membawa bendera hitam
dan bendera putih justru menunjukkan bahwa film ini mengkotak-kotakkan Islam.
Meskipun tidak secara eksplisit ditampilkan, namun kita sudah bisa menebak
narasi film ini akan dibawa ke mana. Termasuk narasi akan bendera apa yang
dimaksud.
Kubu santri pembawa bendera hitam
dan putih juga digambarkan dengan celana cingkrang dan muslimah bercadar.
Seakan-akan santri seperti mereka adalah santri yang tidak mencintai Indonesia.
Mirisnya lagi ada adegan penarikan cadar. Padahal sama-sama Islam, seharusnya
sama-sama tahu bahwa celana cingkrang dan cadar itu merupakan ajaran Islam.
Jelas ini adalah sesat pikir yang ditunjukkan dalam film ini (poin kedua).
Namun pesan dalam film ini yakni
untuk mencintai negeri dan tidak membiarkannya dijajah (dengan berkibarnya
bendera lain) patut diapresiasi. Hanya saja niat baik itu tidak cukup, perlu
cara yang benar. Bahkan dalam konsep ihsanul amal, Allah menolak amal perbuatan
hambanya jika tidak terpenuhi 2 (dua) syarat : niat yang ikhlas dan cara yang
benar sesuai tuntunan Rasulullah SAW. Dua syarat ini mutlak terpenuhi, Allah
tidak menerima diskon syarat 50%
Maka dalam rangka menjaga negeri
ini, perlu kita menilik sejarah secara menyeluruh. Dalam hal ini anda bisa
menonton film "Jejak Khilafah di Nusantara" sebagai referensi. Dan
membuka kembali AlQur'an dan Sunnah sebagai pedoman. Allah menetapkan kejayaan
sebuah negeri dalam QS. Al A'raf:96, "Jikalau sekiranya penduduk
negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami)
itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."
Mencintai Indonesia berarti
mewujudkan 3 pilar pembangun bangsa : (1) Ketakwaan individu, (2) amar ma'ruf
nahi munkar di tengah-tengah masyarakat dan (3) negara yang menerapkan hukum
Islam. Tanpa adanya 3 pilar ini maka kita sebenarnya sedang cacat melihat
sejarah. Kemerdekaan negeri ini adalah karena spirit jihad para pahlawan dan Nusantara
pun memiliki kaitan yang erat dengan Khilafah. Semuanya merupakan ajaran Islam.
Film seperti My Flag adalah film
yang membawa pemikiran berbahaya karena memberi cap radikalisme pada kelompok
tertentu. Penggambaran karakter santri radikal dan adanya bendera hitam dan
putih yang polos, merupakan framing jahat pada Islam itu sendiri. Karena itu
patut bila penulis memberi rating 0/10.
0 Comments
Posting Komentar