Oleh : Fathimah Adz (Writer Milenial)
Diperingati
setiap tangal 28 Oktober pada setiap tahunnya, Sumpah Pemuda memiliki maksud
agar terus dikenang dan pahami setiap maksud dari bait2 kata sumpah dari para
pemuda. Berawal dari para pemuda Indonesia yaitu PPPI (Perhimpunan Pelajar
Pelajar Indonesia) serta para cendekia yang menginginkan suatu perubahan
terhadap Indonesia. Merdeka!, inilah cita mereka. Pertemuan demi pertemuan
terang-terangan dan sembunyi-sembunyi mereka lakukan. Akhirnya kongres sumpah
pemuda menghasilkan rumusan yang menjadi pemersatu para pemuda di seluruh
Indonesia.
Begitu
lantangnya para pemuda kala itu berseru, bahwa mereka terikat dengan bangsa,
tanah air, dan bahasa yang satu. Mereka mempertahankan Indonesia dengan jiwa
dan raga. Para pemudanya tak gentar ketika di cekal, tak takut walau di bilang
radikal. Mereka memperjuangkan masa depan dan kebangkitan Indonesia.
And then, disinilah kita berdiri. Tanah
Indonesia yang subur makmur. Hasil perjuangan dan tumpahan darah para mujahid
Indonesia yang menggemakan takbir dan kalimat tahid disetiap lemparan bamboo
runcingnya.
Well,bagaimana
kabar pemuda hari ini? Nyatanya,para pemuda masa kini, yang diharapkan jadi
andalan dan penerus tongkat estafet kepemimpinan, banyak yang masih
bermalas-malasan. Jangankan berani bersumpah untuk tanah air, mencoba berfikir
tentang masalah remaja mereka ogah-ogahan. Mereka masih asyik dengan dunianya
sendiri. Setiap harinya hanya sibuk berselancar di dunia maya, sibuk ngurusin
ketenaran di social media, hanyut dalam cerita cinta drama Korea sampai
varietynya. Sampai lupa, ternyata diri belum bisa menghasilkan karya apa-apa
untuk bangsa. Apalagi agama. Wah, gila!
Bagaimana
denga pemuda muslimnya? Eh, ternyata nggak jauh beda. Pemuda muslim masa kini sangat jauh dari nilai-nilai
islam. Mereka tak bangga,bahkan merasa ribet menjadi ‘muslim’ seutuhnya.
Kebanyakan dari mereka, atau bahkan kita hanya menjadi followers dari tren
kehidupan barat. Mula dari gaya hidup yang tak au terikat hukum syariat, cara
berbusana yang tak menutup aurat,pola pergaulan yang semakin tak
bersekat,hingga urusan se-sakral agama bisa bikin curiga, bahkan muslim yang
taat bia dituduh pelaku jahat. Gawat Darurat!
Padahal, perjuangan para pejuang muda
indonesia dulu, tak jauh berbeda dengan para pejuang muda islam dimasa lalu.
Sama. Mereka berjuang sekuat tenaga, bersumbah dengan jiwa dan raga, hingga
titik darah penghabisan terus memperjuangkan tanah dan agamanya yang mulia.
Ingat kah kita? seorang As’ad
bin Zurrah, diantara 12 orang yang bersumpah setia terhadap Allah dan
rasul-Nya, adalah sosok pemuda yang paling muda usianya, namun dialah yang
pertama kali menjabat tangan nabi. Ia lah yang paling petama kali ‘kepo’
tentang dakwah islam. hingga akhirnya Allah melembutkan hatinya, sepanjang
hayatnya ia teguh membela Allah dan meninggikan kalimat-Nya.
Tak
ingat kah kita? Sosok pemuda dambaan. Mus’ab bin Umair. Remaja Quraisy
terkemuka. Gagah, tampan. Jiwanya penuh semangat kemudaan. Menjadi buah bibir
para gadis-gadis bangsawan. Suatu saat ketika ia masuk islam,ia pulang kerumah
dengan dada penuh keyakinan, sedang ibu dan para pembesar Makkah suda siap
mencecarnya dengan berbagai pertanyaan. Sampai dihadapan mereka, Mus’ab dengan
bangga membacakan kalimat syahadat dan ayat-ayat Al-quran. ‘Aku bersumpah,
bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah,” ucapnya. Sudah tau
jika sebentar lagi ia akan dipenjarakan, senasib dengan teman-temannya yang
seiman.
Pada
suatu hari ia tampil dihadapan kaum muslimin yang sedang melingkar bersama
Rasul. Demi memandang Mus’ab, mereka menundukkan kepala, sebagian lainnya sudah
berlinang air mata. Kenapa? Belum hilang diingatan mereka, pakaian Mus’ab dulu
bak kembang di taman. Berwarna-warni dan menghamburkan bau wangi. Namun kini,
ia hanya mengenakan jubah usang, penuh tambalan. Namun wajahnya berseri dan
jiwanya tenang. Dada Mus’ab penuh dengan keimanan.
Begitulah,
gereasi awal menginspirasi generasi selanjutnya. Para pemuda muslim dahulu
tangguh-tangguh, hingga menjadi inspirasi bagi pejuang muda Indonesia. Di
setiap peringatan sumpah pemuda, harusnya kita sadar kembali, bahwa posisi
pemuda bukan hanya untuk menjadi budak dunia. Namun lebih dari itu, jiwa muda
adalah pilar peradaban bangsa.
Maka stop! Pemuda bukan saatnya lagi hanya
sibuk kesana kemari mencoba restoran-restoran baru, nongkrong cantik dengan
obrolan seputar artis yang menarik. Stop! Itu udah udik. Kini saatnya remaja
bangkit.
Maka,
bersumpahlah wahai pemuda,bahwa kita akan menjaga negri ini sepenuh jiwa dan
raga, sebagaimana para mujahid dan pejuang Indonesia sebelumnya. Mari berjuang
dengan keimanan, karena imanlah yang mampu mencegah turunnya adzab dan
malapetaka dari sang maha kuasa. Sebagaimana dalam firmannya, “Dan sekiranya penduduk negri beriman dan
bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa
mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan” (Q.S. Al-A’raf: 96).
Bersumpahlah
para pemuda,bahwa kita tak akan membuang-buang waktu dan usia kita untuk
melakukan hal yang sia-sia. Kita yakin, ditangan kitalah kemenangan akan
diraih. Dan kemenangan tak akan dapat diraih, kecuali dengan upaya yang gigih
Bangkitlah pemuda!jadikan kedamaian
negri sebagai cita kita tertinggi. Hingga kita patut belajar dan mempersiapkan
diri dengan ilmu ilahi. Hingga kelak kita tak akan main-main dan semena-mena
dalam mengurus negri,atau bahkan bumi. Ingatlah!Allah menciptakan manusia
dibumi untuk menjadi Kholifah,Pemimpin yang adil di muka bumi.
Ingatlah,
syubbanul yaum,rijalul ghodd. Anak muda saat ini,adalah pemimpin dimasa nanti. Maka
bersumpahlah, hidup dan mati kita hanya untuk berlaku adil dimuka bumi,
mengerjakan seluruh aturan Pencipta Bumi. Hingga berkahlah negri ini, menjadi
baldatun thoyyibah, wa robbun ghofur. Berkahlah negri ini, karena menjadi negri
yang aman dan diberkahi, dan memiliki Rabb yang Maha Pengampun lagi Maha Suci.
Wallahu
A’lam Bish Showwab.
0 Comments
Posting Komentar