![]() |
Sumber Foto : solopos |
Oleh. Ayu Fitria Hasanah S.Pd
(Pengamat sosial dan budaya)
MIRIS, seorang nenek usia 65 tahun ditusuk
lehernya oleh seorang lelaki misterius karena gagal
memerkosanya. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu (4/12/2019) di Desa
Umbulsari, Kecamatan Umbulsari, Jember, Jawa Timur (https://jatim.suara.com/).
Nenek yang dipanggil Mintuk ini diketahui hidup sebatang kara. Tindakan lelaki
misterius tersebut jelas adalah perilaku keji, biadab. Perilaku keji ini
merupakan satu diantara banyaknya perilaku-perilaku keji lainnya yang ada di
tengah-tengah masyarakat. Mengapa banyak tindakan keji dilakukan oleh
masyarakat?
Perilaku manusia pada hakikatnya dipengaruhi
oleh pemikiran, perasaan, dan peraturan yang mengikat dirinya. Pemikiran
manusia tentang hidup yang harus dipersembahkan untuk ibadah kepada Allah akan
mempengaruhi perilakunya agar sesuai dengan perintah-perintahNya. Perasaan
manusia yang lemah dan membutuhkan Allah akan mempengaruhi dirinya untuk
bersandar hanya kepada Allah. Peraturan hidup dari Allah yang dipakai manusia
dalam segala aspek kehidupan akan menjaga manusia dari perbuatan keji dan
mungkar.
Berdasarkan hal itu, penting untuk memahami
apa pemikiran, perasaan dan peraturan yang ada di tengah-tengah masyarakat
hingga menyebabkan banyak perbuatan keji terjadi. Dari kejadian lelaki
misterius yang melakukan pemerkosaan pada kasus di atas, dapat diketahui bahwa
dia tidak menyesuaikan perilakunya dengan perintah-perintah Allah. Selain itu,
tampak bagaimana dorongan seksual yang sangat tinggi ada dalam pemikirannya
hingga seorang nenek renta pun tega hendak ia perkosa. Juga terlihat dari
gejolak nafsu seksual yang membuncah dan ini umumnya dipengaruhi oleh fakta
seksual yang sering dilihatnya. Fakta seksual tersebut kenyataannya memang
terus diproduksi misalnya melalui tayangan-tayangan di televisi, video-video di
youtube, perempuan-perempuan yang bebas dalam berpakaian.
Maka dari itu, wajar hari ini banyak
orang-orang yang melakukan tindakan-tindakan keji karena pemikiran, perasaan,
dan peraturan yang mengikatnya bukan dari Islam. Namun pemikiran kapitalisme
(yang lahir dari sekulerisme) bahwa hidup untuk mencari kesenangan dan
kenikmatan dunia. Bahkan pemikiran, perasaan dan peraturan Islam sengaja
dipisahkan dari kehidupan masyarakat hari ini. Media tidak diatur berlandaskan
Islam, sehingga tulisan, gambar, dan video yang haram atau tidak layak dimuat
tetap dimuat asal menguntungkan. Peraturan berkaitan pendidikan, sistem sosial,
pergaulan laki-laki dan perempuan tidak diambil dari Islam, namun banyak mengacu
dari barat, walhasil kebebasan merajalela. Inilah sekulerisme yang terpapar di
tengah-tengah masyarakat, menjadi penyebab orang tidak senantiasa membawa
agamanya dalam semua perilakunya. Karena itu, umat Islam perlu mengembalikan
pemikiran, perasaan dan peraturan Islam dalam hidup kaum muslim. Hal ini dapat
dilakukan dengan menerapkan seluruh peraturan-peraturan Islam dalam berbagai
ranah dan aspek kehidupan baik oleh individu, masyarakat dan negara.
Islam adalah peraturan hidup yang menyeluruh,
tidak terbatas pada urusan ibadah spiritual. Namun juga mengatur sistem sosial,
sistem pergaulan laki-laki dan perempuan, cara berpakaian, sanksi hukum pidana,
media, pendidikan, yang apabila ini semua diterapkan akan mampu membentuk
pemikiran, perasaan Islam pada setiap incividu. Selanjutnya berdampak pada
karakter serta perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Islam.
0 Comments
Posting Komentar